Halaman

Selasa, 26 Agustus 2014

Camaba Jadi Maba

Haaaaaiiii..... dunia mayaku
ini lanjutan dari post-ku yang sebelumnya yaitu Camaba Mencari PTN dan Camaba Pending Kuliah.
well, kedua post-ku itu ternyata berbanding terbalik dengan rencana. pertama, aku nggak keterima PTN karena setelah ga lolos SNMPTN, UMPN dan SBMPTN aku nggak ikut tes mandiri. kedua, aku jadi kuliah walaupun di PTS. aku masuk FK? nggak. aku lolos tes di UNIPA SBY tepatnya di fmipa prodi biologi. impian tetaplah impian meskipun buanyak banget makhluk Allah yang silih-berganti memasukkan opsi lain di otakku ini agar membuang jauh-jauh mimpi menjadi seorang dokter. entah karena kata mereka aku nggak mampu lah, atau kata mereka ini takdir lah. pokoknya aku nggak tau kenapa nih hati masih nggak rela aja kalo pada akhirnya lolos FK lewat SBMPTN itu cuma jadi angan.

Yaaah... kalo ada kesempatan, aku bakal ikutan SBMPTN tahun depan. masih tetap dengan kebondo-nekatanku yang segede gaban ini. oiya, aku banyak belajar dari tweet-tweet kak riris aka @rizkydea yang banyak nampar hati sampe kesadaran ini muncul. dari situ aku bisa nyimpulin kalo sebenernya orang yang sukses itu menganut "Talk Less Do More" yap! selama ini aku cuma banyak omong, koar-koar kalo impianku setinggi langit tanpa melakukan step by step to reach my dream. dari anak bimbing teh riris aku juga belajar banyak hal. seperti, orang bisa karena terbiasa. yah, kalo kita pengen bisa menguasai sesuatu kita harus terbiasa melakukan usaha agar sesuatu yang ingin kita kuasai itu benar-benar dapat kita kuasai. pokoknya jam belajar anak bimbing teh riris tuh ya, sereeem banget! mereka belajar mati-matian demi lolos di PTN favorit mereka lewat jalur SBMPTN! pokoknya mereka-mereka kece badai!!! bahkan ada yang selalu menanamkan prinsip setiap harinya begini : "sudah berapa soal hari ini?" nah loh, padahal posisi mereka waktu itu mau UN tapi mereka malah getol ngerjain soal-soal SBMPTN jauh hari sebelum bimbingan intensif SBMPTN. and finally, mereka lolos SBMPTN sesuai PTN dan prodi yang mereka incer!

Dan kata teh riris nih, percuma juga kalo ada orang yang cuma ngaku bego dan terus-terusan kagum sama kesuksesan orang lain, minta saran sana-sini biar bisa kayak mereka-mereka yang sukses tapi waktu diajarin biar jadi bisa malah ga mau. aku banget dah. sekarang aku sadar, aku ini nggak ada bedanya sama "Tong Kosong Nyaring Bunyinya" yah spesies yang doyan banget pamer tentang mimpi-mimpinya tapi nggak nglakuin apapun buat make her dream come true.

Aku nggak tau apa tahun depan aku beneran bakal ikutan SBMPTN, tapi yang jelas cita-citaku masih sama. Dan mungkin yang perlu aku lakuin sekarang adalah meniru cara teh riris dan anak bimbingnya membangun kesuksesan mereka dari nol. tanpa banyak ngeluh, tanpa banyak protes dan nego. aku nggak bakal koar-koar lagi soal aku pengen jadi dokter, terus ikut SBMPTN tahun depan, selama setahun aku belajar getol biar mimpiku kesampaian. nggak. aku bakalan ilangin sifat itu pelan-pelan. karena mungkin di luar sana, adek-adek kelasku lagi sibuk merajut mimpi dan buru-buru melakukan sesuatu biar mimpi mereka jadi nyata. mungkin adek kelasku udah melahap berlembar-lembar soal SBMPTN jauh-jauh hari sebelum hari H bimbingan intensif SBMPTN. well, aku cuma takut aja kalo kebanyakan koar-koar ntar malah mimpiku jadi sekedar mimpi untuk selamanya. naudzubillahimindzalik...

Jumat, 22 Agustus 2014

Menanti

Keramaian ini pilu, palsu dan fana
Langkah demi langkah yang gendang telingaku tangkap
Deru kuda-kuda besi
Riuh tanya di pikiranku
Aku hilang di keramaian
Hilang pada keheningan yang pekat menyekap otakku

Sosokmu pudar terkikis waktu
Mungkin pula remang di kegelapan
Tanpa pamit
Barangkali nyeri ini yang kau sisakan untuk kunikmati seorang diri
Barangkali pedih ini yang kau hadirkan sebelum pergi

Sungguh, demi bulan yang tersenyum malu-malu
Demi angin yang siap mengantar rindu
Demi flamboyan di bulan semanis madu
Aku ingin menahanmu
Dan berkata tetaplah di sini, Arjuna-ku

Kuharap belum terlambat ketika kusadari kau memilihnya
Sosoknya yang kau damba
Gadis berparas elok di sebelahmu
Hingga realita menamparku
Aku bukan satu-satunya yang kau cari

Pada siapa lagi aku menanti
Memilih tinggal dan berdiri
Menatap pada satu arah yang selalu berganti
Pada siapa lagi aku mengadu atas cemburu yang membiru
Atas basahnya luka 

Di kekosongan ini, aku hanya sehelai rindu
Yang terlupa olehmu
Pemain figuran
Aku hanya sang Pemimpi
Yang menanti Arjuna-nya kembali

(21:23-22rd of August, at bedroom. waiting someone)