Halaman

Minggu, 10 Maret 2013

Sembunyi

                         Selama ini (mungkin) aku terlalu banyak bersembunyi di setiap kesempatan. saat sederet namamu terlontar dari bibir-bibir mereka, mereka yang mengenalmu lebih lama daripada aku. daripada aku yang hanya mengenalmu beberapa tahun ini. ya :" tahun yang terlalu manis untuk kukenang, sendirian. tahun yang terlalu singkat untukku tapi mungkin sangat lama bagimu. ah... aku berharap dapat mengulang saat-saat yang saat ini kupanggil dengan nama 'masa lalu'. aku mati rasa sejak kepergianmu. yang tak pernah sedikitpun terlintas, terpikir maupun terbayang olehku.

                         Dan bukan hanya aku yang memiliki perasaan serupa seperti ini. aku percaya beberapa dari mantan kekasihmu juga merasakan hal yang sama, meletakkan perasaan yang sama juga seperti aku kepadamu. perasaan spesial yang masih bertengger di kerangka hati; seikat perasaan yang tertuju pada orang yang sama. kalau saat ini kamu membaca apa yang aku tulis, apakah kamu akan sadar dimana tepatnya kesalahan terbesarmu kamu lakukan?

                        Ataukah jangan-jangan kamu adalah seekor kuda yang memiliki pemikiran layaknya seekor keledai? semua tahu kamu berkepribadian baik. baik kepada semua orang, nyaris sempurna  karena kesempurnaan itu bukan milikmu. bukan milik kita tapi milik Allah. kamu berusaha menjadi seseorang yang berarti bukan? ya, aku tahu. kami semua tahu. dan jika boleh mentaksir, aku percaya 99% kamu tulus jika mengulurkan bantuan pada orang lain. tapi kamu tidak sadar, tiap perhatian dan tutur lembutmu membuat kami, kaum perempuan merasa diistimewakan. merasa diperhatikan lebih, merasa diberi harapan. sampai suatu saat kamu menyatakan perasaanmu.

                        Dan itu membuat jantungku berasa naik roller coaster! membuatku lupa akan apa yang aku rasakan. hingga kamu masuk ke kehidupanku dan menyapaku setiap hari dengan sesuatu bernama 'cinta'. kamu mengajarkanku banyak hal, membuatku mengerti dan mengenal apa itu kesabaran. kamu membuatku melihat dunia dari sisi yang berbeda, membuatku berani berambisi dengan potensi diriku. kamu menjelma menjadi sosok yang selama ini aku cari kemana-mana.

                       Sampai suatu saat aku merasa khawatir jika nanti, jika kamu sudah menjadi mahasiswa semua cerita dan kebersamaan kita akan berakhir. dan kenyataanpun menampakkan sosoknya, membuatku harus menerima arti kehilangan dan kembali mempelajari sesuatu bernama keikhlasan. yang terlintas dibenakku saat itu adalah aku ingin menahanmu agar tetap di sini. menemani hari-hariku seperti biasanya saat kita punya panggilan khusus untuk kita berdua, saat kita saling mengingatkan kewajiban satu sama lain untuk beribadah lima waktu, saat kita berkirim pesan singkat hingga larut malam dan aku tertidur. aku merindukannya.

                       Tahukah kamu? jika kamu menginginkan aku melupakanmu, bisa saja. tapi sayangnya aku tidak bisa mengatur frekuensi detak jantungku ketika namamu disebut, ketika fotomu tak sengaja aku lihat, ketika sebagian pesan singkat darimu belum kuhapus, ketika malamku terisi oleh sosokmu sebagai aktor di bunga tidurku, ketika tiba-tiba aku mengingatmu begitu saja, tanpa sebab yang jelas. ah... aku lelah dengan semua ini, aku lelah terbelenggu dalam kesedihan yang aku ciptakan sendiri. kapan kiranya kamu benar-benar menghilang? karena yang ada selama ini adalah dirimu yang datang dan pergi sewaktu-waktu.

                      Aku tahu bukan hanya aku yang merasakan perasaan seperti ini. karena masa lalumu terlalu panjang dengan nama-nama perempuan tempatmu transit untuk menuju hati selanjutnya. ya kan? dan beberapa dari mereka masih belum berhasil menempatkanmu di luar dari hati mereka.